Judul Buku : Pendidikan Agama Islam di Perguruan
Tinggi
Pengarang : Dr. H. Sofyan Sauri, M.Pd.
Penerbit : CV. Yasindo Multi Aspek
Kerangka Dasar Ajaran
Islam
A. Aqidah,
Syariah, dan akhlak
Seorang
muslim yang beriman kepada Allah dalam arti membenarkan adanya Tuhan Yang Maha
Agung , Pencipta langit dan bumi , Maha mengetahui segala yang gaib dan yang
nyata.
Berdasarkan
dalil dan keterangan yang tercantum dalam al quran dan yang nyata di alam
semesta ini wajib kepada kita untuk mengimaninya. Implikasi dari keimanan
tersebut, bahwa manusia khususnya seorang muslim harus menampilkan dan
mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari. Tidak cukup hanya sifat Rahman
Allah harus jadi dasar dalam perilaku terhadap manusia dan makhluk lainnya.
Sifat Allah yang lain adalah Maha Melihat.
Secara
garis besar, ajaran agama islam mengandung tiga hal pokok, yaitu aspek
keyakinan (credial, credo), aspek ritual dan aspek perilaku (behavioral). Aspek
ajaran islam yang berkaitan dengan keyakinan disebut aqidah atau keimanan,
sedangkan aspek ritual, norma atau hukum disebut syariah. Adapun aspek yang
berkaitan dengan perilaku disebut akhlak.
Aspek
keyakinan disebut aqidah, yaitu suatu ikatan seseorang dengan Tuhan yang
diyakininya. Aqidah berasal dari bahasa arab yang berarti ikatan atau sesuatu
yang mengikat. Tiap agama memiliki aqidah masing-masing yang mengikat keyakinan
umatnya, seperti Trinitas sebagai aqidah Kristen, yakni keyakinan terhadap
Tuhan yang terdiri dari Tuhan Bapa, Anak dan Ruh Kudus.
Aqidah
Islam adalah tauhid, yakni meyakini keesaan Tuhan baik dalam Dzat maupun
Sifat-Nya. Keesaan Allah dalam Islam didasarkan kepada firman Allah sendiri;
bukan hasil pikiran manusia, sebagaimana firman Allah:
Katakanlah
(muhammad): Dia-lah Allah Yang Maha Esa. Allah adalah Tuhan yang bergantung
kepada-Nya segala sesuatu. Dia tiada beranak dan tiada pula diperanakkan. Dan
tidak ada seorang pun yang setara dengan Dia. (QS. Al-ikhlas: 1-4)
Secara
harfiah tauhid berarti mempersatukan, berasal dari kata “Wahid” yang artinya
“satu”. Adapun secara istilah tauhid adalah keyakinan tentang keesan Allah SWT,
mengikhlaskan ibadah hanya kepada-Nya serta menetapkan nama-nama dan sifat-sifat
kesempurnaannya bagiNya. Tauhid dapat dimaknai juga upaya mengesakan Allah
dengan beribadah kepadaNya semata. Tauhid Terbagi menjadi tiga macam yaitu:
a).
Tauhid Rububiyah
Tauhid
Rububiyah adalah keyakinan tentang keesaan Allah di dalam perbuatan-perbuatan Nya.
Yaitu meyakini bahwa Allah adalah satu-satunya:
1. Pencipta
seluruh makhluk
2. Pemberi
rizki kepada seluruh manusia dan makhluk lainnya
3. Penguasa
dan pengatur segala urusan alam, yang meninggikan lagi menghinakan,
menghidupkan lagi mematikan, memperjalankan malam dan siang dan yang maha kuasa
atas segala sesuatu.
Tauhid
Rububiyah mencakup keimanan kepada tiga hal yaitu, Pertama; beriman kepada
perbuatan-perbuatan Allah secara umum seperti mencipta, memberi rizki,
menghidupkandan mematikan. Kedua; Beriman kepada qodho dan qodar Allah. Ketiga;
Beriman kepada keesaan zat-Nya.
b).
Tauhid Asma dan Sifat
Tauhid
Asma dan Sifat adalah keyakinan tentang keesaan Allah SWT dalam nama dan
sifat-Nya yang terdapat dalam Al-Qur’an dan Al-Hadits dilengkapi dengan mengimani
makna-maknanya dan hukum-hukumnya.
Terdapat
hal-hal yang harus diperhatikan dalam tauhid Asma dan Sifat sebagai berikut:
1. Menetapkan
semua nama dan sifat tidak menafikan dan menolaknya.
2. Tidak
melampaui batas dengan menamai atau mensifati Allah di luar yang telah
ditetapkan oleh Allah dan Rasul-Nya.
3. Tidak
menyerupakan nama dan sifat Allah dengan nama dan sifat makhluk-Nya.
4. Tidak
mencari tahu tentang hakikat bentuk sifat-sifat Allah.
5. Beribadah
kepada Allah sesuai dengan tuntutan asma dan sifat-Nya.
Kedua
tauhid di atas biasa disatukan pembahasannya dengan nama tauhid ma’rifah dan
itsbat (pengenalan dan penetapan).
c).
Tauhid Uluhiyah
Tauhid
Uluhiyah adalah mengesakan Allah dalam tujuan perbuatan-perbuatan hamba yang
dilakukan dalam rangka toqorub dan ibadah seperti berdoa, bernadzar,
menyembelih kurban, bertawakal, bertaubat, dan lain-lain.
Syari’ah
adalah aturan atau hukum yang mengatur hubungan manusia dengan Allah, manusia
dengan manusia, dan manusia dengan alam. Hukum islam terdiri dari wajib, sunnat,
mubah, makruh, dan haram.
Adapun
akhlak adalah aspek perilaku yang tampak pada diri seseorang dalam hubungan
dengan dirinya, sesama manusia, dan alam sekitarnya.
Aqidah,
syariah, dan akhlak merupakan satu kesatuan yang tidak bisa dipisah-pisahkan.
Seseorang dikatakan beraqidah atau beriman manakala hidupnya telah melaksanakan
syari’ah. Syari’ah telah dilaksanakan, ia akan tampil dengan perilaku yang baik
disebut akhlak. Aqidah adalah keyakinan yang mendorong seseorang melaksanakan
syari’ah, apabila syari;ah telah dilaksanakan berdasarkan aqidah, maka akan
tampil perilaku yang disebut akhlak.
A. Agama
Islam dan Ilmu-Ilmu Keislaman
1. Aspek aqidah
melahirkan ilmu kalam (teologi), dalam kajian ini terdapat aliran-aliran yaitu,
Khawarij, Murjiah, Qodariyah, Jabariah, Asyariyah dan Mu’tazilah.
2. Ilmu fiqih dan ushul
fiqih.
3. Ilmu fiqih mu’amalah,
terdapat aliran-aliran Malikiyah, Hanafiyah, Syafiyah, dan Hanbaliyah.
4. Ilmu tasawuf terdapat
aliran Sunni dan Syi’ah.
5.Filsfat islam terdapat
aliran tradisional dan liberal.
B. Filsafat,
Tasawuf, dan Pembaharuan dalam Islam
Kata
filsafat berasal dari bahasa Yunani kuno "Philosophy" yang bersumber
dari dua suku kata yakni Philos dan Shopia. Philos artinya cinta yang sangat
mendalam atau hikmat sedangkan Shopia artinya kearifan, kebajikan, ilmu
pengetahuan. Dengan demikian secara bahasa filsafat artinya cinta yang sangat
mendalam kepada kearifan, kebajikan atau kepada ilmu pengetahuan.
Dari
segi terminologi yang diungkapkan Plato (427 SM-347 SM) filsafat adalah
pengetahuan tentang segala yang ada (ilmu pengetahuan yang berminat mencapai
kebenaran yang asli).
Berfilsafat
berarti berpikir, namun tidak semua berfikir dikatakan berfilsafat, yang
dikategorikan berfilsafat adalah berfikir dengan mengandung ciri utama, yakni,
radikal, sistematis, universal, dan spekulatif.
Sumber
dari filsafat adalah manusia, dalam hal ini akal dan qolbu manusia yang sehat
yang berusaha keras dengan sungguh-sungguh untuk mencari kebenaran dan akhirnya
memperoleh kebenaran. Semua perseolan kefilsafatan dikategorikan kepada tiga
bagian, yaitu hakekat tuhan, hakekat alam, dan hakekat manusia. Ketiga hakekat
tersebut menjadi obyek material filasafat.
Tasawuf
berasal dari kata suf yang berarti kain yang dibuat dari bulu binatang atau
wool kasar, karena para pengamal tasauf (sufi) pada waktu lalu hanya mau
menggunakan kain wool yang menggambarkan kesederhanaan. Dalam agam Budha
dikenal dengan konsep nirwana yang dapat dicapai dengan cara meninggalkan dunia
memasuki hidup kontemplasi. Hinduisme mengajarkan agar manusia meninggalkan
dunia dan mendekati Tuhan untuk mencpai pwrsatuan Athman dan Brahman. Dalam
agama Nasrani disebut celibaat maksudnya menjauhkan diri dari mencintai lawan
jenis, demi kedekatan kepada Tuhan. Dalam tasawuf terdapat istilah-istilah
yaitu, taubat, zuhd, wara', faqr, sabar, tawakal, ridha, mahabbah, ma'rifah,
alfana wal baqa, dan ittihad.