Jumat, 31 Oktober 2014

Pokok-Pokok Ajaran Islam



Judul Buku      : Pendidikan Agama Islam di Perguruan Tinggi
Pengarang       : Dr. H. Sofyan Sauri, M.Pd.
Penerbit           : CV. Yasindo Multi Aspek

Kerangka Dasar Ajaran Islam
A. Aqidah, Syariah, dan akhlak
Seorang muslim yang beriman kepada Allah dalam arti membenarkan adanya Tuhan Yang Maha Agung , Pencipta langit dan bumi , Maha mengetahui segala yang gaib dan yang nyata.
Berdasarkan dalil dan keterangan yang tercantum dalam al quran dan yang nyata di alam semesta ini wajib kepada kita untuk mengimaninya. Implikasi dari keimanan tersebut, bahwa manusia khususnya seorang muslim harus menampilkan dan mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari. Tidak cukup hanya sifat Rahman Allah harus jadi dasar dalam perilaku terhadap manusia dan makhluk lainnya. Sifat Allah yang lain adalah Maha Melihat.
Secara garis besar, ajaran agama islam mengandung tiga hal pokok, yaitu aspek keyakinan (credial, credo), aspek ritual dan aspek perilaku (behavioral). Aspek ajaran islam yang berkaitan dengan keyakinan disebut aqidah atau keimanan, sedangkan aspek ritual, norma atau hukum disebut syariah. Adapun aspek yang berkaitan dengan perilaku disebut akhlak.
Aspek keyakinan disebut aqidah, yaitu suatu ikatan seseorang dengan Tuhan yang diyakininya. Aqidah berasal dari bahasa arab yang berarti ikatan atau sesuatu yang mengikat. Tiap agama memiliki aqidah masing-masing yang mengikat keyakinan umatnya, seperti Trinitas sebagai aqidah Kristen, yakni keyakinan terhadap Tuhan yang terdiri dari Tuhan Bapa, Anak dan Ruh Kudus.
Aqidah Islam adalah tauhid, yakni meyakini keesaan Tuhan baik dalam Dzat maupun Sifat-Nya. Keesaan Allah dalam Islam didasarkan kepada firman Allah sendiri; bukan hasil pikiran manusia, sebagaimana firman Allah:
Katakanlah (muhammad): Dia-lah Allah Yang Maha Esa. Allah adalah Tuhan yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu. Dia tiada beranak dan tiada pula diperanakkan. Dan tidak ada seorang pun yang setara dengan Dia. (QS. Al-ikhlas: 1-4)

Secara harfiah tauhid berarti mempersatukan, berasal dari kata “Wahid” yang artinya “satu”. Adapun secara istilah tauhid adalah keyakinan tentang keesan Allah SWT, mengikhlaskan ibadah hanya kepada-Nya serta menetapkan nama-nama dan sifat-sifat kesempurnaannya bagiNya. Tauhid dapat dimaknai juga upaya mengesakan Allah dengan beribadah kepadaNya semata. Tauhid Terbagi menjadi tiga macam yaitu:
a). Tauhid Rububiyah
Tauhid Rububiyah adalah keyakinan tentang keesaan Allah di dalam perbuatan-perbuatan Nya. Yaitu meyakini bahwa Allah adalah satu-satunya:
1.      Pencipta seluruh makhluk
2.      Pemberi rizki kepada seluruh manusia dan makhluk lainnya
3.      Penguasa dan pengatur segala urusan alam, yang meninggikan lagi menghinakan, menghidupkan lagi mematikan, memperjalankan malam dan siang dan yang maha kuasa atas segala sesuatu.
Tauhid Rububiyah mencakup keimanan kepada tiga hal yaitu, Pertama; beriman kepada perbuatan-perbuatan Allah secara umum seperti mencipta, memberi rizki, menghidupkandan mematikan. Kedua; Beriman kepada qodho dan qodar Allah. Ketiga; Beriman kepada keesaan zat-Nya.
b). Tauhid Asma dan Sifat
Tauhid Asma dan Sifat adalah keyakinan tentang keesaan Allah SWT dalam nama dan sifat-Nya yang terdapat dalam Al-Qur’an dan Al-Hadits dilengkapi dengan mengimani makna-maknanya dan hukum-hukumnya.
Terdapat hal-hal yang harus diperhatikan dalam tauhid Asma dan Sifat sebagai berikut:
1.      Menetapkan semua nama dan sifat tidak menafikan dan menolaknya.
2.      Tidak melampaui batas dengan menamai atau mensifati Allah di luar yang telah ditetapkan oleh Allah dan Rasul-Nya.
3.      Tidak menyerupakan nama dan sifat Allah dengan nama dan sifat makhluk-Nya.
4.      Tidak mencari tahu tentang hakikat bentuk sifat-sifat Allah.
5.      Beribadah kepada Allah sesuai dengan tuntutan asma dan sifat-Nya.
Kedua tauhid di atas biasa disatukan pembahasannya dengan nama tauhid ma’rifah dan itsbat (pengenalan dan penetapan).


c). Tauhid Uluhiyah
Tauhid Uluhiyah adalah mengesakan Allah dalam tujuan perbuatan-perbuatan hamba yang dilakukan dalam rangka toqorub dan ibadah seperti berdoa, bernadzar, menyembelih kurban, bertawakal, bertaubat, dan lain-lain.  
Syari’ah adalah aturan atau hukum yang mengatur hubungan manusia dengan Allah, manusia dengan manusia, dan manusia dengan alam. Hukum islam terdiri dari wajib, sunnat, mubah, makruh, dan haram.
Adapun akhlak adalah aspek perilaku yang tampak pada diri seseorang dalam hubungan dengan dirinya, sesama manusia, dan alam sekitarnya.
Aqidah, syariah, dan akhlak merupakan satu kesatuan yang tidak bisa dipisah-pisahkan. Seseorang dikatakan beraqidah atau beriman manakala hidupnya telah melaksanakan syari’ah. Syari’ah telah dilaksanakan, ia akan tampil dengan perilaku yang baik disebut akhlak. Aqidah adalah keyakinan yang mendorong seseorang melaksanakan syari’ah, apabila syari;ah telah dilaksanakan berdasarkan aqidah, maka akan tampil perilaku yang disebut akhlak.

A.    Agama Islam dan Ilmu-Ilmu Keislaman
1. Aspek aqidah melahirkan ilmu kalam (teologi), dalam kajian ini terdapat aliran-aliran yaitu, Khawarij, Murjiah, Qodariyah, Jabariah, Asyariyah dan Mu’tazilah.
2. Ilmu fiqih dan ushul fiqih.
3. Ilmu fiqih mu’amalah, terdapat aliran-aliran Malikiyah, Hanafiyah, Syafiyah, dan Hanbaliyah.
4. Ilmu tasawuf terdapat aliran Sunni dan Syi’ah.
5.Filsfat islam terdapat aliran tradisional dan liberal.


B.     Filsafat, Tasawuf, dan Pembaharuan dalam Islam
Kata filsafat berasal dari bahasa Yunani kuno "Philosophy" yang bersumber dari dua suku kata yakni Philos dan Shopia. Philos artinya cinta yang sangat mendalam atau hikmat sedangkan Shopia artinya kearifan, kebajikan, ilmu pengetahuan. Dengan demikian secara bahasa filsafat artinya cinta yang sangat mendalam kepada kearifan, kebajikan atau kepada ilmu pengetahuan.
Dari segi terminologi yang diungkapkan Plato (427 SM-347 SM) filsafat adalah pengetahuan tentang segala yang ada (ilmu pengetahuan yang berminat mencapai kebenaran yang asli).
Berfilsafat berarti berpikir, namun tidak semua berfikir dikatakan berfilsafat, yang dikategorikan berfilsafat adalah berfikir dengan mengandung ciri utama, yakni, radikal, sistematis, universal, dan spekulatif.
Sumber dari filsafat adalah manusia, dalam hal ini akal dan qolbu manusia yang sehat yang berusaha keras dengan sungguh-sungguh untuk mencari kebenaran dan akhirnya memperoleh kebenaran. Semua perseolan kefilsafatan dikategorikan kepada tiga bagian, yaitu hakekat tuhan, hakekat alam, dan hakekat manusia. Ketiga hakekat tersebut menjadi obyek material filasafat.
Tasawuf berasal dari kata suf yang berarti kain yang dibuat dari bulu binatang atau wool kasar, karena para pengamal tasauf (sufi) pada waktu lalu hanya mau menggunakan kain wool yang menggambarkan kesederhanaan. Dalam agam Budha dikenal dengan konsep nirwana yang dapat dicapai dengan cara meninggalkan dunia memasuki hidup kontemplasi. Hinduisme mengajarkan agar manusia meninggalkan dunia dan mendekati Tuhan untuk mencpai pwrsatuan Athman dan Brahman. Dalam agama Nasrani disebut celibaat maksudnya menjauhkan diri dari mencintai lawan jenis, demi kedekatan kepada Tuhan. Dalam tasawuf terdapat istilah-istilah yaitu, taubat, zuhd, wara', faqr, sabar, tawakal, ridha, mahabbah, ma'rifah, alfana wal baqa, dan ittihad.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar